Jumat, 25 Maret 2016

TEKNIK DASAR MENJADI DIRIGEN

TEKNIK DASAR MENJADI DIRIGEN

Dalam masa sekarang ini, seorang dirigen sangat diperlukan untuk mengajar sebuah paduan suara baik di gereja maupun di luar gereja. Karena itu bagi para pemula yang ingin bisa menjadi seorang dirigen yang baik, ada baiknya para pemula untuk mengetahui dasar-dasar menjadi seorang dirigen. Berikut ini pokok pembahasan dalam teknik dasar menjadi dirigen: pertama, seorang dirigen harus mengetahui teori dasar musik. Kedua, seorang dirigen memiliki pengetahuan awal seorang dirigen. Ketiga, seorang dirigen harus dapat memberikan aba-aba dasar dengan benar. Keempat, seorang dirigen harus tahu cara bernapas yang baik.

Seorang Dirigen Harus Mengetahui Teori Dasar Musik

Teori dasar musik merupakan sesuatu yang harus diketahui oleh seorang seniman musik termasuk dirigen. Teori dasar musik ini akan membantu seorang dirigen dalam mengerti dalam memimpin sebuah paduan suara. Seorang dirigen mampu menjelaskan pengertian tentang musik. Dalam teori musik terdiri dari beberapa bagian seperti unsur-unsur nada, elemen waktu dan ritme.

Pengertian Musik

Musik pernah dikatakan sebagai bahasa kesatuan umat manusia. Musik juga bisa diartikan sebagai sarana yang indah untuk mengungkapkan perasaan kagum kepada Sang Pencipta, Penebus, Penyelamat, Pelindung, Penolong. Sedangkan menurut orang lain musik adalah “Cetusan ekspresi isi hati.” Cetusan tersebut dinyatakan dalam bentuk bahasa bunyi. Sedangkan ekspresi isi hati dinyatakan melalui suara manusia (musik vokal) dan alat musik (musik instrumental). Unsur pokok musik adalah irama, melodi dan harmoni.

Unsur-unsur Nada

Unsur-unsur nada yang pertama adalah tinggi rendahnya nada yang menunjukkan ketinggian atau kerendahan dari sebuah bunyi nada. Dalam prinsip fisika, jika nada bergetar lebih cepat maka suara yang dihasilkan akan tinggi dan jika nada bergetar lebih lambat makan nada yang dihasilkan akan lebih rendah. Kemampuan manusia untuk menangkap suara-suara rendah hanya mencapai 16 getaran perdetik. Sedangkan kemampuan manusia untuk menangkap suara-suara tinggi hanya mencapai 20000 getaran perdetik. Alat yang memiliki getaran hampir seperti itu hanya piano saja dan getarannya dari 30 getaran perdetik sampai 4.000 getaran perdetik.

Unsur nada yang kedua adalah durasi atau yang disebut panjang pendek nada. Inti permasalahan bagi keanekaragaman dalam panjang pendek nada adalah semua nada-nada musikal. Sebuah nada dapat diperpanjang dengan mempergunakan keanekaragaman terpanjang waktu. Panjang pendek nada menjadi salah satu dasar dari ritme.

Unsur nada yang ketiga adalah intensitas atau yang disebut keras lemah nada. Tingkatan kekerasan dan kelembutannya nada-nada ada beragam. Kekerasan atau kelembutan nada tergantung pada amplitudo, resonansi dan jarak. Amplitudo adalah lebar getar atau simpang getar yang dibuat oleh sumber bunyi. Sedangkan resonansi adalah ikut bergetar sejalan getaran sumber bunyi. Jarak yang dimaksudkan di sini adalah dekat jauhnya sumber bunyi dengan pendengar atau penerimannya.

Unsur nada yang keempat adalah warna suara. Warna suara ada dua macam yaitu suara manusia dan suara alat musik. Setiap nada musikal memiliki ciri khas masing-masing, unsur ini membedakan antara suara piano, biola, gitar, organ dan suara manusia. Hal yang membuat suara atau bunyi itu berbeda ada beberapa macam, diantaranya adalah dari sumber bunyi, resonansi, pengantar (zat), dan macam-macam teknik memainkan alat musik

Keempat unsur-unsur dari nada dan keanekaragaman di dalam setiap unsur yang digabungkan untuk menghasilkan keanekaragaman terbaik dalam seni musik. Nada-nada musikal dapat berjarak dari tinggi ke rendah, panjang kependek, keras kelemah dan mempunyai kualitas-kualitas atau warna-warna yang berbeda.

Elemen Waktu

Elemen waktu terdiri dari tiga bagian. Bagian yang pertama adalah tempo. Tempo dalam bahasa Inggris berarti kecepatan. Sedangkan di dalam bahasa Italia berarti waktu, sedangkan di dalam musik, tempo menunjukkan kecepatan. Sebuah lagu dapat bergerak dengan kecepatan sangat cepat, cepat, sedang, lambat dan dalam beberapa tingkatan yang lain. Berikut adalah beberapa istilah untuk menunjukkan cepat lambatnya lagu: presto (sangat cepat), allegro (cepat), vivace (hidup), moderato (kecepatan sedang), andante (agak lambat), adagio (lebih lembut dari andante), lento (lambat), largo (sangat lambat). 

Bagian yang kedua adalah ketukan-ketukan. Serangkaian ketukan-ketukan yang bergerak teratur, saat kita membayangkan musik. Jika tempo menjadi lebih cepat, terjadilah denyut-denyut yang lebih banyak dan jika tempo lebih lambat maka jarak waktu diantara ketukan-ketukan atau denyut-denyut itu lebih panjang. Hal ini dapat ditunjukkan secara diagromatik.
Tempo cepat     :     • • • • • • • • • • • • • • • •
Tempo lambat  :     •   •   •   •

Musik tidak selalu bergerak terus menerus pada suatu kejadian atau langkah yang teratur. Ia dapat melambat atau semakin cepat. Riterdando adalah gerakan berangsur-angsur melambat dari tempo semula, sedangkan accelerando adalah gerakan berangsur-angsur meningkat dari tempo semula.

Bagian yang ketiga adalah meter. Seandainya kita mendengarkan suatu rangkaian denyut-denyut yang teratur, seperti detik-detik dari sebuah jam dan memikirkannya menjadi kelompok dua-dua, tiga-tiga atau empat-empat dengan begitu kita dapat membatasi denyut-denyut. Meter dapat dikatakan sebagai birama yang membatasi antar beberapa ketukan yang berulang-ulang dengan dua garis vertikal.
Contoh: │• • • •│• • • •│• • • •│• • • •│


Nada, Titiknada dan Garis-garis Paranada

Bunyi-bunyian dalam kehidupan sehari-hari begitu banyak. Di antara bunyi-bunyi tersebut ada bunyi yang teratur dan bunyi yang tidak teratur. Bunyi yang teratur itu dinamakan nada, yang artinya memiliki bilangan getar (frekuensi). Tinggi rendahnya nada tergantung dari besar kecilnya frekuensi tersebut. Dalam musik, tinggi rendahnya dan panjang pendeknya nada dapat ditunjukkan dengan tanda yang disebut titiknada atau not. Dalam musik internasional digunakan tujuh titiknada pokok, yaitu C D E F G A B. Titiknada-titiknada itu ditempatkan pada garis-garis paranada. Garis-garis paranada terdiri dari 5 garis vertikal yang sejajar dan sama jaraknya.

Garis ke-5 ————————————————————
Garis ke-4 ————————————————————
Garis ke-3 ———————————————————— Garis-garis paranada
Garis ke-2 ————————————————————
Garis ke-1 ————————————————————

Tujuh titiknada tersebut akan berada di dalam dan diantara garis-garis paranada. Letak tujuh titiknada tersebut tergantung pada tanda kunci.

Not Angka dan Interval

Nomor-nomor dan suku-suku kata merupakan unsur not angka. Contoh not angka: 1(do), 2(re), 3(mi), 4(fa), 5(sol), 6(la), 7(si). Setiap not memiliki sebuah interval. Interval adalah perbedaan tinggi (jarak) antara nada yang satu dengan yang lain. Jarak interval yang dipakai adalah setengah, jarak penuh, jarak satu setengah dan lain-lainnya. Jarak tangga nada mayor adalah 1 1 ½ 1 1 1 ½.

Pengetahuan Awal Seorang Dirigen

Sebelum melanjutkan ke tahap yang lebih lanjut maka seorang dirigen harus memiliki pengetahuan awal tentang dirigen. Untuk itu pada bagian ini akan dijelaskan beberapa hal yang perlu diketahui oleh pembaca. Agar lebih jelas maka akan diuraikan dengan beberapa bagian berikut. Yang terdiri dari empat bagian yaitu pentingnya aba-aba, pengetahuan tentang birama, sikap badan, pengetahuan pembagian suara-suara.

Pentingnya Aba-aba

Selain untuk memperlihatkan irama sebagai dasar dari musik, aba-aba juga dapat mengingatkan kembali ekspresi ungkapan teks, intonasi dan lain-lain hal yang sudah diterangkan dengan kata-kata.
Aba-aba harus jelas dan sederhana merupakan tuntutan pertama. Aba-aba yang memuat sebanyak mungkin petunjuk tetapi yang dipakai hanya sejauh yang diperlukan. Maka dari itu dasar yang penting bagi dirigen adalah latihan memberi aba-aba. Aba-aba yang salah dapat mengacaukan apa yang telah dipelajari dan dilatih selama ini.

Pengetahuan Tentang Birama

Dalam sebuah lagu, kita selalu menemukan adanya pertentangan bunyi antara bagian yang berat dengan bagian yang ringan. Pertentangan tersebut akan terjadi terus menerus dan ini dinamakan sebagai irama atau ritme. Sebuah lagu akan ada waktu tertentu. Waktu yang diperlukan itu akan terbagi dalam bagian yang sama. Irama yang lengkap dimiliki setiap bagian pendek-pendek, yang artinya memiliki bagian yang berat dan bagian yang ringan. Bagian pendek ini disebut birama. Tiap-tiap birama dibatasi oleh dua buah garis vertikal.

Sikap Badan

Sikap gerakan badan dan sikap dari seorang dirigen harus dapat menggerakkan penyanyi untuk mengekspresikan musiknya dalam gerakan tarian. Bersikap relaks adalah syarat agar musik dapat diekspresikan ke dalam badan. Dengan relaks maka semua ketegangan yang menghambat akan dapat dihindari. Tercapainya suatu puncak ekspresi harus dimulai dengan ringan, kendur dan kemudian semakin tegang hingga mencapai puncak. Dalam latihan kadang-kadang badan harus dikendurkan. Sikap yang salah apabila kaki maju sedikit dengan kedua kaki diikutsertakan sehingga badan menjadi tidak seimbang.

Pengetahuan Pembagian Suara-suara

Dalam paduan suara biasanya dibagi menjadi beberapa suara yang terdiri atas suara pria, suara anak-anak dan suara wanita. Untuk suara pria dibagi menjadi 3 yaitu tenor, bariton dan bass. Sedangkan untuk suara wanita di bagi menjadi 3 yaitu sopran, mezosopran dan alto. Suara tinggi pria adalah tenor dan untuk wanita adalah sopran. Suara sedang pria adalah bariton dan untuk wanita adalah mezosopran. Suara rendah untuk pria adalah bass dan untuk wanita adalah alto. Suara anak-anak terbagi menjadi 2 yaitu tinggi dan rendah.

Aba-aba Dasar

Pada bagian ini cukup penting karena bagian ini akan menjelaskan tentang sikap dalam memulai memimpin paduan suara, cara memulai lagu dan aba-aba untuk mengakhiri lagu.

Sikap Dalam Memulai Memimpin Paduan Suara

Pimpinan seorang dirigen harus diterima dan dilaksananakan oleh semua anggota kelompoknya. Maka dari itu seorang memang harus mempunyai suatu sikap seorang pemimpin yang lebih dibanding dengan anggota lainnya. Seorang dirigen harus memiliki sikap fisik dan tutur kata yang jelas dan tegas serta berwibawa. Seorang dirigen tidak boleh menunjukkan wajah yang lesu, melainkan harus ramah dan berwajah cerah.

Gerakan badan dan anggota badan seorang dirigen haruslah leluasa. Dalam memberikan memberikan aba-aba atau isyarat tangan merupakan sarana yang utama, tetapi bukan sarana satu-satunya. Anggota yang lain seperti: mata, mulut, kepala dan badan kita juga bisa ikut berperan. Secara penggunaan, tangan kanan digunakan untuk aba-aba yang berkaitan dengan hitungan, pukulan dan birama lagu. Sedangkan tangan kiri digunakan untuk dinamik dan ekspresi lagu.

Cara Memulai Lagu

Memulai lagu merupakan bagian yang penting dalam memberikan aba-aba dan bahkan bisa menjadi sangat penting. Maka dari itu teknik memberikan aba-aba harus dilakukan berulang-ulang secara khusus. Ada dua tahap dalam teknik memberikan aba-aba: tahap pertama adalah keadaan siap tanpa bunyi. Keadaan siap tanpa bunyi ditunjukkan oleh dirigen dengan mengangkat kedua tangannya ke atas. Keadaan siap ini harus dilihat oleh semua penyanyi. Suasana saat ini adalah sangat sepi dan bahkan sampai menegangkan. Dirigen banyak sedikit dalam tahap ini akan mempengaruhi kesiapan dirigen. Tetapi bagi seorang dirigen yang berpengalaman ini bukanlah suatu masalah. Tahap kedua adalah bagian pengantar termasuk mendengarkan intro. Contoh: pitch, tempo, dinamik dan sifat lagu yang akan dibawakan nanti akan ditunjukkan pada tahap ini. Ada kebiasaan keliru yang sering dilakukan dalam memberikan aba-aba yaitu memberi pukulan awal tiga hitungan untuk semua lagu. Ini menyebabkan gerakan tangan ke bawah jatuh pada hitungan ringan sehingga birama kurang pas.

Aba-aba Mengakhiri Lagu

Tidak kalah penting dengan saat-saat menyanyi adalah mengakhiri sebuah lagu. Tetapi gerakan tangan untuk mengakhiri lagu tidak sesulit memulainya. Meskipun tidak terlalu sulit, yang penting semua penyanyi harus dapat berhenti secara serempak dan memberikan kesan akhir yang sebaik-baiknya.

Seorang dirigen dalam mengakhiri sebuah lagu juga bisa dilakukan dengan menahan tangan seberapa ketuk lagu kemudian menutup lagu. Gerakan tangan dirigen juga harus dapat dimengerti melalui gerakan dinamika lagu. Tangan yang lebih terbuka untuk menguatkan volume lagu, sebaliknya tangan yang sedikit menutup untuk mengecilkan volume lagu.

Memberikan suatu gerakan ekor setelah habisnya durasi nada terakhir merupakan cara terbaik dalam menghentikan nada terakhir. Contoh: misalnya jika nada terakhir tiga hitungan, maka setelah tiga hitungan buatlah ekor tersebut. Gerakan ekor harus dibedakan dengan gerakan yang lain karena ini cukup penting. Berikut adalah keistimewaan gerakan ekor: Keistimewaan yang pertama adalah cukup dilakukan dengan telapak tangan dan jari-jari, tanpa ikut sertanya lengan dan siku. Keistimewaan yang kedua adalah harus terlihat jelas oleh semua penyanyi, sehingga harus sedikit mengangkat.

Seorang Dirigen Harus Mengetahui Cara Bernapas yang Baik

Bernapas merupakan irama yang sangat alamiah dalam kehidupan manusia. Suasana yang dikehendaki dari suatu nyanyian dapat diciptakan melalui pernapasan. Jadi, pernapasan tidak hanya menciptakan suara. Dalam pernapasan ada tiga cara bernapas yaitu pernapasan bahu, pernapasan dada, pernapasan diafragma.

Pernapasan Bahu

Pernapasan bahu merupakan pernapasan dengan pengambilan napas yang sangat dangkal, sehingga tidak tahan lama. Pernapasan bahu ini menyebabkan sikap tubuh menjadi tidak indah. Hal yang membuat sikap tubuh menjadi tidak indah adalah pada saat mengambil napas mengembangkan bagian atas paru-paru, sehingga mendesak bahu menjadi terangkat.


Pernapasan Dada

Jika penyanyi menggunakan pernapasan dada maka penyanyi itu akan kehabisan napas. Mengapa dikatakan akan cepat habis napas? Karena cara bernapas seperti ini menggunakan paru-paru dan paru-paru tidak bisa menahan napas yang lama. Selain napas yang tidak bisa tahan lama, suara yang dihasilkan kurang stabil.

Pernapasan Diafragma

Diantara ketiga pernapasan, pernapasan diafragma merupakan pernapasan yang paling bagus untuk bernyanyi. Tetapi tidak semua orang bisa melakukannya dengan baik. Banyak orang yang mencoba bernapas dengan diafragma tetapi diafragmanya hampir tidak bergerak dan paru-paru tidak diisi dengan secukupnya sehingga napasnya menjadi pendek dan dangkal.

DAFTAR PUSTAKA
Echols, John M. dan Hasaan Shadily. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT Gramedia, 2005.
Krauter, Tom. Kunci Keberhasilan Pemimpin Pujian dan Musik. Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 2001.
Manullang, Kadir. “Memimpin Paduan Suara.” Http://kmk-pkm-utama.blogspot.com.Diakses pada tanggal 9 April 2010.
Miller, Hugh M. Introduction to Music a Guide to Good Listening: Pengantar Apresiasi Musik. Diterjemahkan oleh Triyono Bramantyo PS. T.k.: t.p., t.t.
Redaksi LLB. Pengetahuan Dasar Musik Gereja. Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 1968.
SJ., Karl Edmund Prier. Menjadi Dirigen I. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi, 1990.
Soeharto, M., Sudarharsono dan Dasril Ariel, Pelajaran Seni Musik untuk SMTP.Jakarta: PT Gramedia, 1987.
Soekamto, S. “Unsur Teknik Vokal.” Http://cepspenza.blogspotcom/2007/06/seni-adalah-ungkapan-perasaan-seseorang.html. Diakses pada tanggal 9 April 2010.
Sukohardi, Al. Teori Musik Umum. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi, 1990.
Tim Pusat Musik Liturgi. Menjadi Dirigen II. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi, 1992.



Logo BPLMG


Senin, 21 Maret 2016

Liturgi Buhabuha Ijuk-2

PARTURE NI
PARTANGIANGAN BUHABUHA IJUK
Minggu, Tanggal 27 Maret 2016

Prosesi Lilin

Joujou Tu Parsombaon (Psalmen 130:1-8) 
----------- Tangiang na hohom -----------
U    =   Ende hananangkok: Sian pardangolan angka na bagas i do ahu joujou tu Ho, ale Jahowa!
R    =   Ari on ale Tuhan, sai tangihon ma soarangki, sai patinggil ma pinggolmu tumangi soara ni anggukkon!
U    =   Molo tung manjujur Ho, ale Jahowa, di angka dosa, tung ise ma manahan jongjong, ale Tuhan?
R    =   Alai tahe marroha pamuation do Ho, asa dihabiari halak Ho.
U    =   Huhalungunhon do Jahowa, malungun do tondingku, jala huparhanalom do hatana.
R    =   Gumogo do dihalungunhon rohangku Tuhan i sian angka parhal di torang ni ari, angka parhal di torang ni ari tongon.
U    =   Nalom ma roham tu Jahowa, ale Israel, ai parasi roha do Jahowa, jala godang do haluaon di Ibana.
R    =   Jala Ibana sandiri paluahon Israel sogot sian dosana sudena.
U    =   Mandok mauliate ma hamu di Jahowa, ai pardengganbasa do Ibana, ai ro di salelenglelengna do asi ni rohana. Marende ma hita mamuji Tuhanta i.

Sude Mangendehon: BE No. 96: 1, 3  Nunga Talu Hamatean   BL. 101
Nunga talu hamatean, dibaen Tuhan Jesus i.
Ai na hehe do Ibana, songon na nidokNa i.
Haleluya, haleluya, nunga hehe Jesus i. 
Haleluya, haleluya, Nunga hehe Jesus i.
(Jongjong)
            Marlasroha be ma hita, ala hehe Jesus i.
            Ai malua sude hita, sian hamagoan i.  
            Haleluya, haleluya, nunga hehe Jesus i.
            Haleluya, haleluya, nunga hehe Jesus i

Votum-Introitus
U    =   Marhitehite goar ni Debata Ama dohot goar ni AnakNa Tuhan Jesus Kristus dohot goar ni Tondi Parbadia na tumompa langit dohot tano on. Amen.
R    =   Haleluya! Rimpun di Debata Jahowa do haluaon dohot hasangapon dohot hagogoon!
U    =   Ahu do Sipangolu, naung mate do Ahu na jolo, gabe mangolu antong ro di saleleng ni lelengna; di Ahu do anak hinsu ni hamatean dohot banuatoru.
R    =   Ida ma Debata do hatuaonku, Ibana huhaposi, jadi ndang mabiar ahu, ai Jahowa do hagogoonku jala pujionku, manjadi hatuaon di ahu.
U    =   Ingkon marolopolop nian, jala marlas ni roha di bagasan Ho, sude angka na mangalului Ho, ingkon tongtong ma dohonon ni angka na manghaholongi hatuaonMi : "Timbul do Jahowa”. Martangiang ma hita: Ale Tuhan Debata, Parasiroha na sumurung,  didok hataM do, ingkon manaon hami jala mate rap dohot Tuhan Jesus Kristus, asa rap hami dohot Ibana tu hasangapon. Sai parrohai ma hami asa unduk hami tu lomo ni rohaM jala­ hot hami di haporseaon na ture, asa tongtong manghirim dihaheheon dohot di hasangapon sogot silehononMu tu angka na porsea di Ho. Ale Debata, sai Ho do haporusannami marsundutsundut jala gok di Ho do tano on dohot banuaginjang, nang portibi on ro di isina sudena. Antong sai tangihon ma tangiangnami, jala sai dihalomohon rohaM ma nang pingkirannami, uju hujou hami goarMu na badia i, jala ro di saleleng ni lelengna ma hamuliaonMu. Amen.
(Hundul)

Marende sian B.E No.90: 4 – 5  Sai Marlas ni Roha Hita   BL. 175
Dohot ho, o hamatean nunga mago soropmi.
Suruhonku pe udean, ndang na tinggal au disi. 
“Anggo au mangolu do, sai mangolu dohot ho!”  
Ninna Jesus tu rohangku, molo ro hamateanku.
            On tongtong di halashon, nunga hehe Jesuski
            Dohot ma hamu donganku, angka na tinobus i
            Sai tapuji Debata, sai tadok Haleluya
            Na mangolu do Tuhanta, ala ni sai las rohanta.

Epistel (Johanes 20:1–18)
U    =   Dung i di ari parjolo dung salpu ari Sabbat, laho ma si Maria Magdalena sogot di na holom i dope tu tanoman i, jadi diida ma, naung dihindat batu i sian tanoman i.
R    =   Gabe marlojong ma ibana manopot si Simon Petrus dohot sisean na sada nari, haholongan ni roha ni Jesus, paboahon tu nasida: Nunga dibuat na mambuat Tuhan i sian tanomanna; ndang binoto, manang tudia ditaruhon.
U    =   Jadi borhat ma si Petrus dohot sisean na sada nari, jadi sahat ma nasida tu tanoman i.
R    =   Na rap marlojong do na dua i, gabe marhajoloan do sisean na sada, na humatop sian si Petrus, gabe parjolo ma ibana sahat tu tanoman i.
U    =   Jadi dipaunduk ma dirina, diida ma peak angka pangalilit; alai ndang bongot ibana.
R    =   Ro ma nang si Petrus sian pudina; dibongoti ma tanoman i jadi diida ma peak angka pangalilit i.
U    =   Anggo sekka panaputi ni uluna ndang rap dohot angka pangalilit i, pulik do dibalun tu ingananna.
R    =   Disi pe asa bongot nang sisean na sada, naung parjolo sahat tu tanoman i; dipanotnoti, gabe porsea ma ibana.
U    =   Ai ndang dope diantusi nasida hata ni Surat i na mandok: Ingkon hehe Ibana sian na mate.
R    =   Asa muli ma sisean na dua i.
U    =   Laos jongjong do si Maria dibalian ni tanoman i tumatangis, jadi di partangisna i dipaunduk ma ibana dompak tanoman i.
R    =   Gabe diida ma hundul disi surusuruan dua, parabit na marlinanglinang; na sada tartungkan julu on, na sada nari tartungkan inganan ni pat ni hapeahan ni bangke ni Jesus.
U    =   Didok nasida ma tu ibana: Boasa tangis ho, inang? Jadi dialusi ma nasida: Dibuat na mambuat do Tuhanki; ndang huboto, manang na tudia ditaruhon.
R    =   Mandok songon i, humusor ma ibana dompak pudi, gabe diida ma Jesus jongjong disi; alai ndang ditanda.
U    =   Dung i didok Jesus ma tu ibana: Boasa tangis ho, inang? Ise dilului ho? Jadi dirimpu rohana ma, tukang porlak i Ibana, gabe didok ma tu Ibana: Anggo hamu do mambuat Ibana, paboa hamu ma tu ahu, manang na tudia ditaruhon hamu asa hualap Ibana!
R    =   Dung i didok Jesus ma tu ibana: Maria! Jadi didompakkon si Maria ma Ibana huhut mandok: Ale Guru! (Rabbuni, anggo di hata Heber).
U    =   Jala didok Jesus ma tu ibana: Unang Ahu jama; ai ndang dope nangkok Ahu tu Ama i. Alai laho ma ho tu angka anggingki, dok ma tu nasida: Na laho nangkok ma Ahu tu Damang jala Amamuna, tu Debatangku jala Debatamuna.
R    =   Dung i laho ma si Maria Magdalena, dibaritahon ma tu angka sisean i: Nunga huida Tuhan i, jala angka on do hatana tu ahu.
U    =   Martua do na tumangihon jala na umpeop Hata ni Debata, Amen.

Marende sian B.E No. 91: 1        Hatuaon Do                            BL. 55
Hatuaon do las ni roha do, hangongot ni Tuhanta i
Mago do hita ngot ma Tuhanta, las be, las be ma rohanta i. 
Mago do hita ngot ma Tuhanta, las be, las be ma rohanta i.

Jamita (Jesaya 65:17–25)

Marende sian B.E. No. 633:1-2   Nunga Hehe Kristus i      BL. 633 
Nunga hehe Kristus i haleluya, sian hamatean i, Haleluya.
Parlangitan jouhon ma, Haleluya, Tano on alusi ma, Haleluya.
            Singkop panghophopNa i, Haleluya, Gok hamonanganNa i, Haleluya.
            Sondang haluaon i, Haleluya, Patiur dalanta i, Haleluya.
(Jongjong)
PARSURUON
U    =   Nunga hehe Tuhan Jesus.
R    =   Alani, hehe do hami laho mamaritahonsa marhite na manadinghon saluhut angka biar ni rohanami, asa marhiras ni roha hami di bagasan Ibana, Mual ni Hangoluan si salelengnilelengna i. 
U    =   Nunga monang Ibana manaluhon hamatean!
R    =   HamonanganNa i do na mangalehon di hami panghirimon na mangolu di nasa parsorion jala manatap ma hami tu jolo so diihoti ragam ni parungkilon dohot hasusaan na di portibi on.
U    =   HamonaganNa i ma na margogoihon hami manghatindanghon Ibana tu sandok portibi on.
R    =   HamonanganNa i do na gabe hamonangan ni saluhut angka na porsea, hamonangan ni hatigoran dohot hasintongan, hamonangan ni saluhut ulaon laho patingkoshon uhum tu angka na metmet jala na dangol; jala loas ma hami gabe parsidohot di saluhutna i.
U    =   Nunga marpadan be hamu dohot Debata, alani laho ma hamu, ulahon hamu ma i, jala rap ma hita mangido hagogoon sian Tuhanta.

Panutup
U    =   Rap martangiang ma hita di tangiang: “Ale Amanami ...” + Pasupasu.
R    =   (Mangendehon) Amen... Amen... Amen...



Liturgi Buhabuha Ijuk

PARTORDING  NI ULAON
DI PARPUNGUAN MANOGOT NI ARI HAHEHEON NI TUHAN JESUS
(BUHABUHA IJUK)
Minggu 27 Maret 2016

Siingoton: 
Taringot tu hundul manang jongjong, tapahombar ma i  tu  inganan. Ra, ndang sai tarpatupa hita rap jongjong manang rap hundul molo di inganan na so tipak angka hundulan, isara ni di udean. Alai di inganan na tipak hundulan boi ma taihuthon parhundul manang parjongjongta, hombar tu acara on.

1.      Marende No. 90: 1-2  Sai marlas ni roha hita                            BL.17  
Sai tapuji Debatanta ale hajolmaon i
                Ai naung hehe do Tuhanta sian hamatean i
                Dipasidung Jesus i ulaonNa sasude
                Patupahon haluaon di saluhut hajolmaon
                                Anggo utang ni dosangku digarari Jesus i
                                I do haporseaonku di na tinaonNa i
                                Nunga tulus patik i, nunga mintop rimas i
                                Di na hehe i Ibana ro di au hangoluanna

2.      Votum – Introitus – Tangiang (Jongjong)
U      :     Marhitehite goar ni Debata Ama, dohot goar ni AnakNa Tuhan Jesus Kristus, dohot goar ni Tondi Porbadia na tumompa langit dohot tano; dipasaor ma dameNa tu tondimuna.
R      :     Amen!
U      :     Ida ma, Debata do hatuaonku. Ibana huhaaposi, jadi ndang mabiar ahu, ai  Tuhan Jahowa do hagogoonku jala pujionku do na manadi hatuaon di ahu.
R      :     Pinuji ma Debata Ama ni Tuhanta Jesus Kristus, na tumubuhon hita paduahalihon sian godang ni asi ni rohaNa tu pangkirimon na mangolu marhitehite haheheon ni Tuhan Jesus Kristus sian na mate.
U      :     Nunga hehe Tuhan i, nunga tutu hehe Ibana. Ari on do najinadihon ni Jahowa, marolopolop jala marlas ni roha ma hita disi. Batu naung binolongkon ni angka pende bagas, i ma gabe batu parsuhi. Pinamasa ni Jahowa do i, halongangan do i anggo di matanta.
R      :     (Mangendehon) BE. 96  Nunga talu hamatean (Holan Reff)BL.101
               Haleluya, haleluya nunga hehe Jesus i
                                Haleluya, haleluya, nunga hehe Jesus i
U      :     Unang ho mabiar, Ahu do bonana dohot ujungna. Na mangolu do jala naung mate do Ahu najolo, jala ida ma, Ahu do na mangolu ro di saleleng ni lelengna, jala diAhu do anakhinsu ni banua toru dohot hamatean.
R      :     (Mangendehon) BE. No. 96:1 Nunga talu Hamatean   BL. 101
                Nunga talu hamatean dibaen Tuhan Jesus i
                Ai naung hehe do Ibana songon nanidokNa i
                Haleluya, haleluya nunga hehe Jesus i
                Haleluya, haleluya  nunga hehe Jesus i
U      :     Martangiang ma hita. Ale Tuhan Jesus Kristus naung hehe sian hamatean. Nunga ditaluhon Ho sorop ni hamatean i. Ndang tartiopi banuatoru Ho. Ai Ho do Tuhan ni na mangolu dohot na mate. Gahi ma las ni rohanami asa partohap hami di haheheonMi. Marsangap ma goarMu, sadarion, ro di saleleng ni lelengna, Amen !

3.      Marende No. 92: 1, 5 Puji ma namanaluhon                              BL.178               
Puji ma namanaluhon dosa hamatean i
                Puji ma na Pangoluhon saluhut pardosa i
                Jesus na dung mate I, las roham o huriana
                Ala na mamillit ho, Jesus I mangolu do
                                Tu tanoman si Maria paturehon bangkeMi
                                Tung beha ma di rohana dung dibege hataMi
                                Dohot mangalusi i? Au pe idaonku sogot
                                Ho di hasangaponMi, Ho, o Jesus Tuhanki

4.      Epistel: Mateus  28: 1-10
U      :     Epistel di hita i ma natarsurat di Mateus 28 : 1-10, Marsorinsoorin ma hita manjaha;
                Alai di buhabuha ijuk, di ari parjolo dung salpu Sabbat i, ro ma si Maria Magdalena dohot si Maria na sada maningkir tanoman i. 
R      :     Alai nunga masa lalo na gogo. Ai tuat do surusuruan ni Tuhan sian banua ginjang; jala dung sahat, digulang ma batu i, laos hundul diatasna.
U      :     Alai songon hilap do rupana idaon, saksak do ulosna songon hapur.
R      :     Jadi angka dotdot ma parjaga i dibahen biar ni rohanasida, hira na mate do.
U      :     Alai ninna surusuruan i ma mandok parompuan i: Unang hamu mabiar, ai huboto, dilului hamu do Jesus, naung diparsilangkon.
R      :     Ndang dison Ibana. Ai nunga hehe Ibana, songon na nidokna hian. Pajonok hamu ma; ida hamu ma inganan hapeahanna i!
U      :     Hatop ma hamu laho tu angka siseanna i paboahon, naung hehe Ibana sian na mate, jadi joloananna do hamu tu Galilea, disi ma idaonmuna Ibana; nunga hupaboa i tu hamu.
R      :     Dung i hatop ma nasida laho sian tanoman i, mabiar huhut las situtu rohanasida; marlojong do nasida laho mamaritahonsa tu angka siseanna.
U      :     Disi ma ro Jesus mandapothon nasida, ninna ma: Dame ma di hamu! Dung i dipajonok nasida ma, dihaol ma patna, huhut manungkap tu jolona.
R      :     Jadi didok Jesus ma tu nasida: Unang hamu mabiar, laho ma hamu mandokkon angka anggingku tu Galilea, disi ma idaonnasida Ahu!.
U      :     I do sahatna. Martua ma natumangihon Hata ni Debata jala na umpeopsa. Amen.

5.      Marende No. 89: 1,4  Ate Didia soropmi                      BL. 130
                Ate didia soropmi nuaeng o hamatean
                Didia hamonaganmi nuaeng banua toru
Na talu do hamu sude, na talu do sibolis pe
Ai ditaluhon Jesus          
                                Mangolu do Tuhanta i na hehe do Ibana
                                Ditaiti do ruasNa i mangihut tu Ibana
                                Ndang tinggal di tanoman i saluhut na porsea i
                                Di hata ni Tuhanta
                               
6.      Jamita : Ulaon ni Apostel 2 : 31-32

7.      Marende No. 633:1-2
                Nunga hehe Kristus i, haleluya
                Sian hamatean i haleluya
                Parlangitan jouhon ma, haleluya
                Tano on alusi ma haleluya
                                Singkop panghophopNa i, haleluya
                                Gok hamonganNa i, haleluya
                                Sondang haluaon i, haleluya
                                Patiur dalanta i, haleluya

8.      Parsuruon
U      :     Antong, las ma rohanta ala naung monang do Tuhanta i. nunga talu be hamatean i jala mago do soropna i ala haheheonNa i.
R      :     Sangap ma di Tuhan i, pujionku ma goarNa na mambahen hamonanganta.
U      :     Puji ma Ibana jala unang be ganggu rohamuna, nunga tutu hehe Ibana jala sai na hehe do luhutna ala huasoNa na sun gogo i. Martangiang ma hita: Ale Tuhan Jesus Tuhannami! Na mandok mauliate do hami tu Ho, ala ditaluhon Ho do dosa dohot hamatean marhitehite hamamateMi. Ala disondangi Ho tanomannami, asa marpangkirimon na mangolu hami ala ni haheheonMi. Ndang pola be mabiar hami mida hamatean, ai Ho do ulunami, ruasMu doo hami. Dipaunsat Ho do hami sian haholomon tu hatiuron, sian hamatean tu hangoluan. Aantong pargogoi ma hami mamuji dohot mangoloi Ho ariari, pasangaphon Ho di bagasan haporseaon na mangolu, paima sahat hami tu lambungMu. Amen. Rap mandok ma hita di tangiang Ale Amanami.
U+R       :               Ale Amanami na di banua ginjang………….Amen  
U      :     Tangiang Pasupasu.
R      :     (Mangendehon) Amen...Amen...Amen...!