TEKNIK
DASAR MENJADI DIRIGEN
Dalam masa sekarang ini, seorang dirigen sangat
diperlukan untuk mengajar sebuah paduan suara baik di gereja maupun di luar
gereja. Karena itu bagi para pemula yang ingin bisa menjadi seorang dirigen
yang baik, ada baiknya para pemula untuk mengetahui dasar-dasar menjadi seorang
dirigen. Berikut ini pokok pembahasan dalam teknik dasar menjadi dirigen:
pertama, seorang dirigen harus mengetahui teori dasar musik. Kedua, seorang
dirigen memiliki pengetahuan awal seorang dirigen. Ketiga, seorang dirigen
harus dapat memberikan aba-aba dasar dengan benar. Keempat, seorang dirigen
harus tahu cara bernapas yang baik.
Seorang
Dirigen Harus Mengetahui Teori Dasar Musik
Teori dasar musik merupakan sesuatu yang harus
diketahui oleh seorang seniman musik termasuk dirigen. Teori dasar musik ini
akan membantu seorang dirigen dalam mengerti dalam memimpin sebuah paduan
suara. Seorang dirigen mampu menjelaskan pengertian tentang musik. Dalam teori
musik terdiri dari beberapa bagian seperti unsur-unsur nada, elemen waktu dan
ritme.
Pengertian Musik
Musik pernah dikatakan sebagai bahasa kesatuan umat
manusia. Musik juga bisa diartikan sebagai sarana yang indah untuk
mengungkapkan perasaan kagum kepada Sang Pencipta, Penebus, Penyelamat,
Pelindung, Penolong. Sedangkan menurut orang lain musik adalah “Cetusan
ekspresi isi hati.” Cetusan tersebut dinyatakan dalam bentuk bahasa bunyi.
Sedangkan ekspresi isi hati dinyatakan melalui suara manusia (musik vokal) dan
alat musik (musik instrumental). Unsur pokok musik adalah irama, melodi dan
harmoni.
Unsur-unsur
Nada
Unsur-unsur nada yang pertama adalah tinggi
rendahnya nada yang menunjukkan ketinggian atau kerendahan dari sebuah bunyi
nada. Dalam prinsip fisika, jika nada bergetar lebih cepat maka suara yang
dihasilkan akan tinggi dan jika nada bergetar lebih lambat makan nada yang
dihasilkan akan lebih rendah. Kemampuan manusia untuk menangkap suara-suara
rendah hanya mencapai 16 getaran perdetik. Sedangkan kemampuan manusia untuk
menangkap suara-suara tinggi hanya mencapai 20000 getaran perdetik. Alat yang
memiliki getaran hampir seperti itu hanya piano saja dan getarannya dari 30
getaran perdetik sampai 4.000 getaran perdetik.
Unsur nada yang kedua adalah durasi atau yang disebut panjang pendek nada. Inti permasalahan bagi keanekaragaman dalam panjang pendek nada adalah semua nada-nada musikal. Sebuah nada dapat diperpanjang dengan mempergunakan keanekaragaman terpanjang waktu. Panjang pendek nada menjadi salah satu dasar dari ritme.
Unsur nada yang ketiga adalah intensitas atau yang disebut keras lemah nada. Tingkatan kekerasan dan kelembutannya nada-nada ada beragam. Kekerasan atau kelembutan nada tergantung pada amplitudo, resonansi dan jarak. Amplitudo adalah lebar getar atau simpang getar yang dibuat oleh sumber bunyi. Sedangkan resonansi adalah ikut bergetar sejalan getaran sumber bunyi. Jarak yang dimaksudkan di sini adalah dekat jauhnya sumber bunyi dengan pendengar atau penerimannya.
Unsur nada yang keempat adalah warna suara. Warna suara ada dua macam yaitu suara manusia dan suara alat musik. Setiap nada musikal memiliki ciri khas masing-masing, unsur ini membedakan antara suara piano, biola, gitar, organ dan suara manusia. Hal yang membuat suara atau bunyi itu berbeda ada beberapa macam, diantaranya adalah dari sumber bunyi, resonansi, pengantar (zat), dan macam-macam teknik memainkan alat musik
Keempat unsur-unsur dari nada dan keanekaragaman di dalam setiap unsur yang digabungkan untuk menghasilkan keanekaragaman terbaik dalam seni musik. Nada-nada musikal dapat berjarak dari tinggi ke rendah, panjang kependek, keras kelemah dan mempunyai kualitas-kualitas atau warna-warna yang berbeda.
Elemen Waktu
Elemen waktu terdiri dari tiga bagian. Bagian yang pertama
adalah tempo. Tempo dalam bahasa Inggris berarti kecepatan. Sedangkan di
dalam bahasa Italia berarti waktu, sedangkan di dalam musik, tempo menunjukkan
kecepatan. Sebuah lagu dapat bergerak dengan kecepatan sangat cepat, cepat,
sedang, lambat dan dalam beberapa tingkatan yang lain. Berikut adalah beberapa
istilah untuk menunjukkan cepat lambatnya lagu: presto (sangat
cepat), allegro (cepat), vivace (hidup), moderato (kecepatan
sedang), andante (agak lambat), adagio (lebih lembut dari
andante), lento (lambat), largo (sangat lambat).
Bagian yang kedua adalah ketukan-ketukan. Serangkaian ketukan-ketukan yang bergerak teratur, saat kita membayangkan musik. Jika tempo menjadi lebih cepat, terjadilah denyut-denyut yang lebih banyak dan jika tempo lebih lambat maka jarak waktu diantara ketukan-ketukan atau denyut-denyut itu lebih panjang. Hal ini dapat ditunjukkan secara diagromatik.
Tempo cepat : •
• • • • • • • • • • • • • • •
Tempo lambat : • • • •
Musik tidak selalu bergerak terus menerus pada
suatu kejadian atau langkah yang teratur. Ia dapat melambat atau semakin
cepat. Riterdando adalah gerakan berangsur-angsur melambat dari tempo
semula, sedangkan accelerando adalah gerakan berangsur-angsur
meningkat dari tempo semula.
Bagian yang ketiga adalah meter. Seandainya kita mendengarkan suatu rangkaian denyut-denyut yang teratur, seperti detik-detik dari sebuah jam dan memikirkannya menjadi kelompok dua-dua, tiga-tiga atau empat-empat dengan begitu kita dapat membatasi denyut-denyut. Meter dapat dikatakan sebagai birama yang membatasi antar beberapa ketukan yang berulang-ulang dengan dua garis vertikal.
Contoh: │• • • •│• • • •│• • • •│• • • •│
Nada,
Titiknada dan Garis-garis Paranada
Bunyi-bunyian dalam kehidupan sehari-hari begitu
banyak. Di antara bunyi-bunyi tersebut ada bunyi yang teratur dan bunyi yang
tidak teratur. Bunyi yang teratur itu dinamakan nada, yang artinya memiliki
bilangan getar (frekuensi). Tinggi rendahnya nada tergantung dari besar
kecilnya frekuensi tersebut. Dalam musik, tinggi rendahnya dan panjang
pendeknya nada dapat ditunjukkan dengan tanda yang disebut titiknada atau not.
Dalam musik internasional digunakan tujuh titiknada pokok, yaitu C D E F G A B.
Titiknada-titiknada itu ditempatkan pada garis-garis paranada. Garis-garis
paranada terdiri dari 5 garis vertikal yang sejajar dan sama jaraknya.
Garis ke-5 ————————————————————
Garis ke-4 ————————————————————
Garis ke-3 ———————————————————— Garis-garis
paranada
Garis ke-2 ————————————————————
Garis ke-1 ————————————————————
Tujuh titiknada tersebut akan berada di dalam dan
diantara garis-garis paranada. Letak tujuh titiknada tersebut tergantung pada
tanda kunci.
Not Angka dan Interval
Nomor-nomor dan suku-suku kata merupakan unsur not
angka. Contoh not angka: 1(do), 2(re), 3(mi), 4(fa), 5(sol), 6(la), 7(si).
Setiap not memiliki sebuah interval. Interval adalah perbedaan tinggi (jarak)
antara nada yang satu dengan yang lain. Jarak interval yang dipakai adalah
setengah, jarak penuh, jarak satu setengah dan lain-lainnya. Jarak tangga nada
mayor adalah 1 1 ½ 1 1 1 ½.
Pengetahuan
Awal Seorang Dirigen
Sebelum melanjutkan ke tahap yang lebih lanjut maka
seorang dirigen harus memiliki pengetahuan awal tentang dirigen. Untuk itu pada
bagian ini akan dijelaskan beberapa hal yang perlu diketahui oleh pembaca. Agar
lebih jelas maka akan diuraikan dengan beberapa bagian berikut. Yang terdiri
dari empat bagian yaitu pentingnya aba-aba, pengetahuan tentang birama, sikap
badan, pengetahuan pembagian suara-suara.
Pentingnya
Aba-aba
Selain untuk memperlihatkan irama sebagai dasar
dari musik, aba-aba juga dapat mengingatkan kembali ekspresi ungkapan teks,
intonasi dan lain-lain hal yang sudah diterangkan dengan kata-kata.
Aba-aba harus jelas dan sederhana merupakan tuntutan pertama. Aba-aba yang memuat sebanyak mungkin petunjuk tetapi yang dipakai hanya sejauh yang diperlukan. Maka dari itu dasar yang penting bagi dirigen adalah latihan memberi aba-aba. Aba-aba yang salah dapat mengacaukan apa yang telah dipelajari dan dilatih selama ini.
Aba-aba harus jelas dan sederhana merupakan tuntutan pertama. Aba-aba yang memuat sebanyak mungkin petunjuk tetapi yang dipakai hanya sejauh yang diperlukan. Maka dari itu dasar yang penting bagi dirigen adalah latihan memberi aba-aba. Aba-aba yang salah dapat mengacaukan apa yang telah dipelajari dan dilatih selama ini.
Pengetahuan Tentang Birama
Dalam sebuah lagu, kita selalu menemukan adanya
pertentangan bunyi antara bagian yang berat dengan bagian yang ringan.
Pertentangan tersebut akan terjadi terus menerus dan ini dinamakan sebagai
irama atau ritme. Sebuah lagu akan ada waktu tertentu. Waktu yang diperlukan
itu akan terbagi dalam bagian yang sama. Irama yang lengkap dimiliki setiap
bagian pendek-pendek, yang artinya memiliki bagian yang berat dan bagian yang
ringan. Bagian pendek ini disebut birama. Tiap-tiap birama dibatasi oleh dua
buah garis vertikal.
Sikap Badan
Sikap gerakan badan dan sikap dari seorang dirigen
harus dapat menggerakkan penyanyi untuk mengekspresikan musiknya dalam gerakan
tarian. Bersikap relaks adalah syarat agar musik dapat diekspresikan ke dalam
badan. Dengan relaks maka semua ketegangan yang menghambat akan dapat
dihindari. Tercapainya suatu puncak ekspresi harus dimulai dengan ringan,
kendur dan kemudian semakin tegang hingga mencapai puncak. Dalam latihan
kadang-kadang badan harus dikendurkan. Sikap yang salah apabila kaki maju
sedikit dengan kedua kaki diikutsertakan sehingga badan menjadi tidak seimbang.
Pengetahuan
Pembagian Suara-suara
Dalam paduan suara biasanya dibagi menjadi beberapa
suara yang terdiri atas suara pria, suara anak-anak dan suara wanita. Untuk
suara pria dibagi menjadi 3 yaitu tenor, bariton dan bass. Sedangkan untuk
suara wanita di bagi menjadi 3 yaitu sopran, mezosopran dan alto. Suara tinggi
pria adalah tenor dan untuk wanita adalah sopran. Suara sedang pria adalah
bariton dan untuk wanita adalah mezosopran. Suara rendah untuk pria adalah bass
dan untuk wanita adalah alto. Suara anak-anak terbagi menjadi 2 yaitu tinggi
dan rendah.
Aba-aba
Dasar
Pada bagian ini cukup penting karena bagian ini
akan menjelaskan tentang sikap dalam memulai memimpin paduan suara, cara
memulai lagu dan aba-aba untuk mengakhiri lagu.
Sikap Dalam
Memulai Memimpin Paduan Suara
Pimpinan seorang dirigen harus diterima dan
dilaksananakan oleh semua anggota kelompoknya. Maka dari itu seorang memang
harus mempunyai suatu sikap seorang pemimpin yang lebih dibanding dengan
anggota lainnya. Seorang dirigen harus memiliki sikap fisik dan tutur kata yang
jelas dan tegas serta berwibawa. Seorang dirigen tidak boleh menunjukkan wajah yang
lesu, melainkan harus ramah dan berwajah cerah.
Gerakan badan dan anggota badan seorang dirigen haruslah leluasa. Dalam memberikan memberikan aba-aba atau isyarat tangan merupakan sarana yang utama, tetapi bukan sarana satu-satunya. Anggota yang lain seperti: mata, mulut, kepala dan badan kita juga bisa ikut berperan. Secara penggunaan, tangan kanan digunakan untuk aba-aba yang berkaitan dengan hitungan, pukulan dan birama lagu. Sedangkan tangan kiri digunakan untuk dinamik dan ekspresi lagu.
Cara Memulai
Lagu
Memulai lagu merupakan bagian yang penting dalam
memberikan aba-aba dan bahkan bisa menjadi sangat penting. Maka dari itu teknik
memberikan aba-aba harus dilakukan berulang-ulang secara khusus. Ada dua tahap
dalam teknik memberikan aba-aba: tahap pertama adalah keadaan siap tanpa bunyi.
Keadaan siap tanpa bunyi ditunjukkan oleh dirigen dengan mengangkat kedua
tangannya ke atas. Keadaan siap ini harus dilihat oleh semua penyanyi. Suasana
saat ini adalah sangat sepi dan bahkan sampai menegangkan. Dirigen banyak
sedikit dalam tahap ini akan mempengaruhi kesiapan dirigen. Tetapi bagi seorang
dirigen yang berpengalaman ini bukanlah suatu masalah. Tahap kedua adalah
bagian pengantar termasuk mendengarkan intro. Contoh: pitch, tempo, dinamik dan
sifat lagu yang akan dibawakan nanti akan ditunjukkan pada tahap ini. Ada
kebiasaan keliru yang sering dilakukan dalam memberikan aba-aba yaitu memberi
pukulan awal tiga hitungan untuk semua lagu. Ini menyebabkan gerakan tangan ke
bawah jatuh pada hitungan ringan sehingga birama kurang pas.
Aba-aba Mengakhiri Lagu
Tidak kalah penting dengan saat-saat menyanyi
adalah mengakhiri sebuah lagu. Tetapi gerakan tangan untuk mengakhiri lagu
tidak sesulit memulainya. Meskipun tidak terlalu sulit, yang penting semua
penyanyi harus dapat berhenti secara serempak dan memberikan kesan akhir yang
sebaik-baiknya.
Seorang dirigen dalam mengakhiri sebuah lagu juga bisa dilakukan dengan menahan tangan seberapa ketuk lagu kemudian menutup lagu. Gerakan tangan dirigen juga harus dapat dimengerti melalui gerakan dinamika lagu. Tangan yang lebih terbuka untuk menguatkan volume lagu, sebaliknya tangan yang sedikit menutup untuk mengecilkan volume lagu.
Memberikan suatu gerakan ekor setelah habisnya durasi nada terakhir merupakan cara terbaik dalam menghentikan nada terakhir. Contoh: misalnya jika nada terakhir tiga hitungan, maka setelah tiga hitungan buatlah ekor tersebut. Gerakan ekor harus dibedakan dengan gerakan yang lain karena ini cukup penting. Berikut adalah keistimewaan gerakan ekor: Keistimewaan yang pertama adalah cukup dilakukan dengan telapak tangan dan jari-jari, tanpa ikut sertanya lengan dan siku. Keistimewaan yang kedua adalah harus terlihat jelas oleh semua penyanyi, sehingga harus sedikit mengangkat.
Seorang
Dirigen Harus Mengetahui Cara Bernapas yang Baik
Bernapas merupakan irama yang sangat alamiah dalam
kehidupan manusia. Suasana yang dikehendaki dari suatu nyanyian dapat
diciptakan melalui pernapasan. Jadi, pernapasan tidak hanya menciptakan suara.
Dalam pernapasan ada tiga cara bernapas yaitu pernapasan bahu, pernapasan dada,
pernapasan diafragma.
Pernapasan
Bahu
Pernapasan bahu merupakan pernapasan dengan
pengambilan napas yang sangat dangkal, sehingga tidak tahan lama. Pernapasan
bahu ini menyebabkan sikap tubuh menjadi tidak indah. Hal yang membuat sikap
tubuh menjadi tidak indah adalah pada saat mengambil napas mengembangkan bagian
atas paru-paru, sehingga mendesak bahu menjadi terangkat.
Pernapasan
Dada
Jika penyanyi menggunakan pernapasan dada maka penyanyi
itu akan kehabisan napas. Mengapa dikatakan akan cepat habis napas? Karena cara
bernapas seperti ini menggunakan paru-paru dan paru-paru tidak bisa menahan
napas yang lama. Selain napas yang tidak bisa tahan lama, suara yang dihasilkan
kurang stabil.
Pernapasan Diafragma
Diantara ketiga pernapasan, pernapasan diafragma
merupakan pernapasan yang paling bagus untuk bernyanyi. Tetapi tidak semua
orang bisa melakukannya dengan baik. Banyak orang yang mencoba bernapas dengan
diafragma tetapi diafragmanya hampir tidak bergerak dan paru-paru tidak diisi
dengan secukupnya sehingga napasnya menjadi pendek dan dangkal.
DAFTAR
PUSTAKA
Echols, John M. dan Hasaan Shadily. Kamus
Inggris Indonesia. Jakarta: PT Gramedia, 2005.
Krauter, Tom. Kunci Keberhasilan Pemimpin
Pujian dan Musik. Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 2001.
Manullang, Kadir. “Memimpin Paduan Suara.” Http://kmk-pkm-utama.blogspot.com.Diakses
pada tanggal 9 April 2010.
Miller, Hugh M. Introduction to Music a Guide
to Good Listening: Pengantar Apresiasi Musik. Diterjemahkan oleh Triyono
Bramantyo PS. T.k.: t.p., t.t.
Redaksi LLB. Pengetahuan Dasar Musik Gereja. Bandung:
Lembaga Literatur Baptis, 1968.
SJ., Karl Edmund Prier. Menjadi Dirigen I.
Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi, 1990.
Soeharto, M., Sudarharsono dan Dasril Ariel, Pelajaran
Seni Musik untuk SMTP.Jakarta: PT Gramedia, 1987.
Soekamto, S. “Unsur Teknik Vokal.” Http://cepspenza.blogspotcom/2007/06/seni-adalah-ungkapan-perasaan-seseorang.html. Diakses
pada tanggal 9 April 2010.
Sukohardi, Al. Teori Musik Umum. Yogyakarta:
Pusat Musik Liturgi, 1990.
Tim Pusat Musik Liturgi. Menjadi Dirigen II. Yogyakarta:
Pusat Musik Liturgi, 1992.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar